Contoh kasus dalam kehidupan sehari-
hari
Bab 9,10 dan 11
O
L
E
H
Miswarni
1ea20
Universitas gunadarma ,2014
Contoh kasus manusia dan tanggug
jawab
Harga Bawang
Melonjak, Menteri Saling Lempar Tanggung Jawab
JAKARTA - Ketidakjelasan siapa
menteri yang bertanggung jawab melaksanakan tugas di bidang pangan
mengakibatkan kerugian konstitusional bagi produsen pangan.
Khususnya kerugian bagi para petani
dan pelaku usaha kecil. Karena menimbulkan ketidakpastian jaminan hukum, siapa
yang bertanggungjawab dan siapa yang bisa digugat.
Kondisi ketidakpastian ini menurut
Ketua Indonesian Human Rights Committe for Social Justice (IHCS) Gunawan dapat
dilihat ketika masih ada perdebatan tentang rekomendasi impor pangan antara
Menteri Pertanian dengan Menteri Perdagangan, kontainer yang membawa bawang
impor justru tiba di tanah air.
"Inilah penimbunan yang
memengaruhi harga. Fenomena ini persis dengan impor beras. Ketika masih
dibahas, beras impornya sudah mendarat," katanya di Jakarta, Minggu
(17/3).
Gunawan memertanyakan Pasal 36 (3)
Undang-Undang (UU) Nomor 18 tahun 2012, tentang Pangan. Dimana disebutkan,
kecukupan produksi pangan pokok dalam negeri dan cadangan pangan pemerintah
ditetapkan oleh menteri atau lembaga pemerintah yang memunyai tugas
melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pangan.
"Pasal ini tidak jelas
menyebut menteri apa yang bertanggungjawab. Di ketentuan umum maupun di
penjelasan undang-undang juga tidak ditemukan keterangannya," katanya.
Akibatnya, Gunawan tidak heran jika
selama ini melihat menteri pertanian dan menteri perdagangan saling lempar
tanggung jawab terkait kebijakan impor pangan.
"Ketidakjelasan ini mungkin
disengaja, untuk memisahkan menteri penanggungjawab produksi dengan menteri
yang mengatur perdagangan pangan," duganya.
Pria ini mengungkapkan hal tersebut
karena UU Pangan memang mensyaratkan impor pangan diperbolehkan jika produksi
dan cadangan pangan kurang, tidak bisa diproduksi di nasional, dan tidak boleh
merugikan produsen pangan.
"Tapi faktanya tidak peduli
apakah butuh impor atau tidak, pemerintah khususnya Kemendag pasti akan membuka
pintu impor dengan alasan adanya perjanjian internasional (WTO/World Trade
Organization) maupun perjanjian bilateral, yang pada intinya meliberalkan
pangan," katanya. (gir/jpnn)
Sumber :
Opini:
Dari kasus diatas dapat dilihat
bahwa kasus tersebut termasuk kedalam tanggung jawab pemerintah. Masyarakat
Indonesia memang saat ini sedang mengalami krisis bawang, oleh karena itu harga
bawang pun semakin melonjak dan tidak dipungkiri bahwa akan adanya bawang yang
akan diimport.
Dapat dilihat juga dari kasus
diatas, bahwa ketidakjelasan siapa menteri yang akan bertanggung jawab
melaksanakan tugas di bidang pangan mengakibatkan kerugian konstitusional bagi
produsen pangan.Khususnya kerugian bagi para petani dan pelaku usaha kecil.
Karena menimbulkan ketidakpastian jaminan hukum, siapa yang bertanggungjawab
dan siapa yang bisa digugat.
Menurut saya, masalah siapa yang
akan bertanggung jawab dalam kasus ini adalah semua pihak pemerintah yang
berurusan dengan pangan. Seharusnya pemerintah tidak perlu saling melemparkan
tanggung jawab. Jika tanggung jawab terus dilemparkan, masalah pun tidak akan selesai.
Contoh kasus manusia dan harapan
Contoh
manusia dan harapan dalam kehidupan sehari-hari :
Bagi seorang anak kecil pun dapat
mempunyai harapan dalam dirinya, misalkan saja seorang anak mempunyai harapan
untuk mendapatkan hadiah dari orang tuanya serta orang disekitarnya pada saat
dia ulang tahun. Untuk mendapatkan sesuatu yang diharapkannya dia dapat
melakukan meminta langsung terhadap orang tuanya.
Bagi seorang remaja mengharapkan
orang yang dicintainya dapat menerima cintanya dan menjalin suatu hubungan.
Dari hal yang diharapkan tersebut dia dapat melakukan hal-hal yang dibilang
tidak masuk akal pun dilakukan hanya untuk mendapatkan perhatian dan cinta dari
pasangannya itu.
Bagi seorang pelajar, misalkan dia
menginginkan mendapatkan nilai bagus dan dapat lulus dengan nilai yang baik,
maka dia dapat melakukan beberapa hal untuk mendapatkan nilai terbaik itu,
contohnya saja dengan cara belajar dengan baik, giat dan serius. Meminimalisir
kegiatan bermain.
Bagi seorang dewasa, misalkan saja
seseorang yang berharap naik pangkat dari pekerjaanya. Dia akan berusaha
menjadi lebih baik lagi terhadap pekerjaanya dan berperilaku baik dalam
kesehariannya agar dapat mencapai yang telah diharapkannya.
Dari seseorang yang telah berusia
lanjut, mereka juga punya harapan terakhir. Misalkan terhadap yang sudah ingin
meninggal biasanya memberikan suatu pengharapan lewat surat wasiat yang
diberikan kepada keluarganya berupa pesan dalam hal harta atau apapun.
Contoh
kasus manusia dan kegelisahan
Kegelisahan Dalam Menghadapi
Kemiskinan
Amerika Serikat sebagai negara
maju pernah menghadapi masalah
kemiskinan, terutama pada masa
resesi ekonomi tahun 1930-an. Bahkan, tahun1960-an Amerika Serikat tercatat
sebagai negara adi daya dan terkaya di dunia. Sebagian besar penduduknya hidup
dalam kecukupan, Amerika Serikat juga telah banyak memberi bantuan kepada
negara-negara lain. Namun, di balik keadaan itu tercatat sebanyak 32 juta orang
atau 1/6 dari jumlah penduduknya tergolong miskin.
Bank Dunia (World Bank)
mengidentifikasikan penyebab kemiskinan dari perspektif akses dari individu
terhadap sejumlah aset yang penting dalam menunjang kehidupan, yakni aset dasar
kehidupan (misalnya kesehatan dan ketrampilan/pengetahuan), aset alam (misalnya
tanah pertanian atau lahan olahan), aset fisik (misalnya modal, sarana produksi
dan infrastruktur), aset keuangan (misalnya kredit bank dan pinjaman lainnya)
dan aset sosial (misalnya jaminan sosial dan hak-hak politik). Ketiadaan akses
dari satu atau lebih dari aset-aset diatas adalah
penyebab seseorang jatuh terjerembab
kedalam kemiskinan dan menyebabkan suatu kegelisahan.
Dari perspektif lapangan kerja,
gambaran umum solusi untuk mengatasi kegelisahan dalam menghadapi kemiskinan
dengan membuka akses bagi individu pada seluruh sumber daya. Misalnya, dengan
memberikan akses bagi individu miskin pada ketersediaan lahan olahan ditambah
dengan skema pinjaman yang menarik dan ketersediaan infrastruktur yang diperlukan,
akan memungkinkan individu miskin tersebut untuk meningkatkan produktifitasnya
sehingga dalam waktu tertentu dapat diharapkan individu miskin tersebut akan
sanggup memenuhi kebutuhannya yang pada akhirnya akan meningkatkan taraf
hidupanya.
Namun selain membuka akses yang ada
diatas, masih diperlukan satu langkah penting lainnya untuk menghadapi
kegelisahan kemiskinan, dengan memberikan jaminan sosial kepada individu
tertentu yang berhadapan dengan segenap keterbatasan misalnya orang-orang cacat
dan lanjut usia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar