RESUME JURNAL KOPERASI
IJNS
Volume 2 No 4 - Oktober 2013
SISTEM
INFORMASI SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI WANITA
PUTRI
HARAPAN DESA JATIGUNUNG KECAMATAN TULAKAN
Hayyu
Ratna Atikah, Sukadi
hayyu.ratna@gmail.com
Koperasi Wanita Putri Harapan merupakan salah satu
koperasi yang mempunyai jenis usaha simpan pinjam. Koperasi ini berdiri secara
resmi pada tahun 2009 dengan akta pendirian koperasi Badan Hukum No : 190/BH/XVI.18/408.33/XI/2009.
Dengan jumlah anggota 103 orang pada akhir tahun 2012 pengelolaan keuangan pada
Koperasi Wanita Putri Harapan ini masih menggunakan sistem konvensional yaitu menggunakan
buku dan Microsoft Excel. Dengan jumlah anggota yang ada di Koperasi Wanita
Putri Harapan cara ini kurang efektif karena transaksi simpan pinjam yang
terjadi semakin tinggi sehingga penghitungan juga semakin banyak. Dalam pengolahan
akuntansi juga membutuhkan ketelitian karena banyak pengulangan penulisan yang
membutuhkan ketelitian dan pemborosan waktu pengerjaan. Dengan adanya
permasalahan tersebut, Koperasi Wanita Putri Harapan perlu manggunakan sistem
terkomputerisasi yaitu dengan menggunakan sistem informasi simpan pinjam yang
dapat membantu dalam proses pengolahan data simpan pinjam dan akuntansi secara
lebih cepat, mudah dan menghasilkan data akurat.
1) Sistem.
Sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain,
yang berfungsi bersam a-sama untuk
mencapai tujuan tertentu. (Tata Sutabri,2005 : 8)
2) Informasi.
Informasi adalah data yang berguna yang diolah sehingga dapa dijadikan dasar
untuk mengambil keputusan yang tepat. (Tata Sutabri, 2004: 6)
3) Sistem
Informasi. Sistem informasi adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan satu
sama lain yang membentuk satu kesatuan untuk mengintegrasikan data, memproses
dan menyimpan serta mendistribusikan informasi. (Budi Sutejdo Dharma Oetomo, 2002
: 10)
4) Koperasi.
Menurut Pasal 1 Ayat 1 Undang-undang No. 25 / Tahun 1992 tentang Koperasi (yang
selanjutnya disebut UUPerkop) koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan
orangseorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasar
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas
asas kekeluargaan. (H. Budi Untung, 2005 : 2)
5) Flowchart.
Flowchart adalah untaian simbol gambar (chart) yang menunjukkan aliran (flow)
dari proses terhadap data. Simbol-simbol flowcart dapat diklasifikasikan
menjadi simbol untuk program dan simbol untuk sistem (peralatan hardware).
(Suarga, 2006 : 6)
6) Data
Flow Diagram (DFD). Data flow diagram yaitu suatu network yang menggambarkan
suatu sistem automat / komputerisasi, manualisasi atau gabungan dari keduanya,
yang penggambarannya disusun dalam bentuk kumpulan komponen sistem yang saling berhubungan
sesuai dengan aturan mainnya. (Tata Sutabri, 2004 : 163)
7) Basis
Data. Basis data adalah suatu susunan/kumpulan data operasional lengkap dari
suatu organisasi/perusahaan yang diorganisir/dikelola dan disimpan secara
terintegrasi dengan menggunakan metode tertentu menggunakan komputer sehingga
mampu menyediakan informasi optimal yang diperlukan pemakainya. (Linda
Marlinda, 2004 :1)
8) Relasi.
Relasi adalah suatu himpunan entitas dengan himpunan entitas yang lainnya.
Misalnya entitas Mahasiswa memiliki hubungan tertentu dengan entitas Matakuliah
(Mahasiswa mengambil Matakuliah). (Adi Nugroho,2011 : 56)
9) ERD.
Perancangan basis data dengan menggunakan model entity relationship adalah
dengan menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD). Model
Entity Relationship merupakan suatu model untuk menjelaskan hubungan antar data
dalam basis data berdasarkan suatu persepsi bahwa real world terdiri dari object-object
tersebut. Relasi antar object dilukiskan dengan menggunakan simbolsimbol grafis
tertentu. (Kusrini (2007 : 21)
10) PHP.(PHP : Hypertext Preprocessor) adalah
bahasa server-sidscripting yang menyatu dengan HTML untuk membuat
halaman web yang dinamis. (M. Rudiyanto Arief, 2011 : 43)
11) MySQL.
MySQL adalah sebuah program server database yang bersifat gratis. (Ari
Prabawati, 2010 : 2). Server database adalah program yang digunakan untuk
menyimpan data yang akan diolah di halaman web. (M. Rudiyanto Arief, 2011 :20)
12) Web.
Web adalah salah satu aplikasi yang berisikan dokumen-dokumen multimedia (teks,
gambar, suara, animasi, video) di dalamnya yang menggunakan protokol HTTP (hipertext
transfer protocol) dan untuk mengaksesnya menggunakan perangkat lunak yang
disebut browser. (M. Rudiyanto Arief, 2011 : 7)
KESIMPULAN
:
Sistem Informasi Simpan Pinjam pada Koperasi Wanita
Putri Harapan dibuat Dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan database
MySQL. Sistem informasi ini berbentuk halaman web dan dapat dibuka dengan
menggunakan web browser. Dengan menggunakan Sistem Informasi Simpan Pinjam
pengolahan simpan pinjam dan akuntansi menjadi lebih mudah, pembuatan laporan
lebih cepat dengan data akurat.
Vol. 6 No. 2 Desember 2013
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI
ALAT PENILAIAN
KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI
(STUDI PADA
KOPERASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG PERIODE 2009-2012)
Dinastya Saraswati
Suhadak
Siti Ragil Handayani
Fakultas Ilmu
Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
E-mail:
dinastya.saraswati@yahoo.com
Koperasi sebagai badan usaha yang berbeda, memiliki
indikator khusus dalam menentukan prestasi kinerja. Pemerintah Republik
Indonesia pada tahun 2002 mengeluarkan pedoman khusus untuk menilai
keberhasilan kinerja koperasi melalui Keputusan Menteri Koperasi dan UKM
No.129/KEP/M.KUKM/XI/2002 tentang Klasifikasi Koperasi, kemudian pada tahun
2007 Pemerintah Republik Indonesia menyempurnakan pedoman klasifikasi koperasi
tersebut melalui Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia Nomor: 22/PER/M.KUKM/IV/2007 yang berisi tentang Pedoman
Pemeringkatan Koperasi, dengan terbitnya peraturan ini, maka Keputusan Menteri
Koperasi dan UKM No.129/KEP/M. KUKM/XI/2002 tentang Klasifikasi Koperasi
dinyatakan tidak berlaku. Di dalam Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 22/PER/M.KUKM/IV/2007 tentang
Pedoman Pemeringkatan Koperasi ini, terdapat indikator-indikator pengukuran
keberhasilan kinerja keuangan koperasi yang dihitung berdasarkan analisis rasio
meliputi struktur permodalan, likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas
koperasi.
Laporan
keuangan adalah merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan
sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu
perusahaan dengan pihak-pihak yang bersangkutan dengan data atau aktivitas
perusahaan tersebut (Munawir, 2007:2). Laporan keuangan merupakan laporan yang
memberikan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan
posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai
dalam pengambilan keputusan ekonomi (SAK, 2007:4). Jadi dapat disimpulkan bahwa
laporan keuangan merupakan sumber informasi yang diperlukan sebagai salah satu
sarana pengkomunikasian informasi keuangan kepada pihak- pihak diluar
korporasi. Laporan keuangan yang menggambarkan kondisi keuangan dan kinerja
perusahaan biasanya dalam bentuk neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas
serta laporan ekuitas pemilik atau pemegang saham. Catatan atas laporan
keuangan atau pengungkapan juga merupakan bagian integral dari setiap laporan
keuangan, sebagai pertanggungjawaban manajemen kepada pihak perusahaan dan
untuk memberikan informasi keuangan kepada pihak yang berkepentingan terhadap
perkembangan perusahaan.
Menurut
Sucipto (2003:34), pengertian kinerja keuangan adalah “penentuan ukuran-ukuran
tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan
laba.” Salah satu untuk mengetahui kesehatan manajemen keuangan perusahaan.
Maka yang harus dilakukan adalah dengan melihat kinerja keuangan perusahaan
dari laporan keuangan perusahaan tersebut. Kinerja keuangan adalah suatu
analisis yang dilakukan untuk melihat sejauhmana suatu perusahaan telah
melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik
dan benar. Adapun tahap-tahap dalam menganalisis kinerja keuangan perusahaan.
Menurut Fahmi, 2011:2) ada lima (5) tahap dalam menganalisis kinerja keuangan
suatu perusahaan secara umum, yaitu : Melakukan review terhadap data
laporan keuangan, Melakukan perhitungan, Melakukan perbandingan terhadap hasil
hitungan yang telah diperoleh, Melakukan penafsiran (interpretasi) terhadap
berbagai permasalahan yang ditemukan, Mencari dan memberikan pemecahan masalah (solution)
terhadap berbagai permasalahan yang ditemukan.
KESIMPULAN
:
1. Berdasarkan
perhitungan dan analisis perbandingan laporan keuangan selama tahun 2009 hingga tahun 2011, koperasi ini menunjukkan
keadaan sebagai berikut:
a.
Pada tahun 2009 dibandingkan tahun 2012
likuiditas dianggap baik, dan selama 4 periode dari tahun 2009 hingga tahun
2012 peran modal yang berasal dari kreditur lebih dominan dibandingkan modal
sendiri.
b. Periode
tahun 2009 hingga tahun 2012 jumlah penerimaan SHU operasional mengalami
peningkatan tiap tahunnya, sedangkan untuk kenaikan jumlah SHU bersih, pada
periode 2009 hingga 2010 lebih besar dibanding periode 2010 hingga 2012.
2. Berdasarkan
perhitungan dan analisis rasio keuangan secara umum, koperasi ini menunjukkan
keadaan sebagai berikut :
a.
Tingkat likuiditas selama periode tahun 2007
hingga tahun 2009 bila dilihat dari rasio current ratio, dan cash
ratio, menunjukkan pergerakan yang fluktuasi. Pada tahun 2012 merupakan
tahun dengan likuiditas tertinggi dibandingkan tahun 2009 sampai dengan 2011,
sedangkan untuk cash ratio, untuk tahun 2009 dianggap lebih baik
dibandingkan dengan tahun 2010 sampai dengan tahun 2011.
b. Tingkat
rasio hutang bila dilihat berdasarkan debt ratio menunjukkan bahwa KPRI
Universitas Brawijaya Malang pada tahun 2009 hingga tahun 2012 masih dominan
mengandalkan modal pinjaman untuk membiayai total aktiva, untuk debt to
equity ratio yang merupakan indikator hubungan antara jumlah pinjaman
jangka panjang yang diberikan oleh kreditur dengan jumlah modal sendiri koperasi,
menunjukkan bahwa pada periode tahun 2012 merupakan periode dimana memiliki
angka rasio debt to equity ratio tertinggi dibandingkan tahun 2009
sampai dengan tahun 2011.
c.
Tingkat rasio aktivitas bila dilihat berdasarkan
total assets turnover cenderung meninkgat dari tahun 2009 sampai dengan
tahun 2012, hal tersebut menunjukkan bahwa koperasi mampu menjaga konsistensi
dalam hal efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan volume
penjualan.
d. Tingkat
rasio profitabilitas KPRI Universitas Brawijaya Malang dari tahun 2009 sampai
dengan tahun 2012 berfluktuasi tetapi cenderung mengalami penurunan, hal itu
dapat dilihat berdasarkan gross profit margin, operating profit margin, net
profit margin, return on investment serta return on equity.
3. Berdasarkan
perhitungan rasio menurut pedoman pemeringkatan koperasi, koperasi ini
menunjukkan keadaan sebagai berikut :
a.
Struktur permodalan KPRI Universitas Brawijaya
Malang selama 4 tahun periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 mendapat
kategori “jelek”.
b.
Likuiditas koperasi ini pada tahun 2009 sampai
dengan tahun 2011 mendapat kategori “sangat ideal”, namun pada tahun 2012 angka
rasio likuiditas meningkat sehingga masuk dalam kategori “sangat tidak ideal”.
c.
Tingkat solvabilitas selama 4 periode dari tahun
2009 hingga tahun 2012 memperoleh memperoleh kategori “ideal”.
d.
Tingkat profitabilitas KPRI Universitas
Brawijaya Malang selama 4 tahun periode memperoleh kategori “kurang baik”,
sehingga dapat dikatakan bahwa kinerja koperasi ini dalam memperoleh laba cukup
baik dan perlu ditingkatkan.
e. Tingkat
aktivitas koperasi ini dari tahun 2009 hingga tahun 2011 memperoleh kategori
“cukup efektif”, sedangkan pada tahun 2012 memperoleh kategori “tidak efektif”
JURNAL VOLUME 5 - AGUSTUS 2010 : 1 -
29
ANALISIS
TIPOLOGI DAN POSISI KOPERASI PENERIMA
PROGRAM
PERKASSA
STUDI
KASUS DI SUMATERA SELATAN*)
Johnny W. Situmorang**)
Perempuan telah diakui oleh berbagai kalangan
berperan ganda dalam kehidupan sehari-hari, terutama penopang perekonomian
rumahtangga, dalam era globalisasi dengan persaingan sebagai atribut utama
(Hutagaol, 2008). Pertama, sebagai ibu rumahtangga yang mengurusi kehidupan
rumahtangga dan kedua sebagai pekerja atau pengusaha yang mampu memberikan
nafkah atau tambahan penghasilan pada keluarga, baik sebagai pelaku ekonomi
utama keluarga maupun pelengkap sumber pendapatan keluarga. Di Bangladesh, DR.
M. Yunus memperoleh hadiah Nobel Perdamaian atas karyanya mengembangkan kredit
mikro untuk perempuan pelaku usaha (Counts, 2008). Posisi perempuan Indonesia
sangat nyata mendukung kesejahteraan keluarga. Sebagai pelaku ekonomi keluarga,
pada umumnya perempuan Indonesia bergerak pada usaha skala sangat mikro sampai
mikro, dan usaha bersifat nonformal, di bidang usaha produksi dan jasa.
Memperhatikan
peran sentral perempuan, pemberdayaan perempuan menjadi bagian tak terpisahkan
dalam program pembangunan nasional di Indonesia. Program pemberdayaan harus
terarah agar efektif mencapai sasaran dalam rangka peningkatan kesejahteraan
keluarga. Pemberdayaan sangatlah sukar dilaksanakan manakala individu perempuan
tidak berkelompok dalam satu wadah. Teori sosiologi telah mengungkapkan bahwa
peningkatan kesejahteraan dan usaha rakyat haruslah melalui pendekatan kelompok
agar tepat sasaran, efektif, dan ada proses pembelajaran di dalamnya.
Pemberdayaan
perempuan oleh Kementerian Koperasi dan UKM ketika itu mengenalkan Program
Perkassa (Program Perempuan Keluarga Sehat dan Sejahtera) melalui koperasi.
Artinya, perempuan digalang dalam wadah koperasi agar dapat memperoleh dukungan
Program Perkassa. Koperasi relevan dalam menghadapi globalisasi (Situmorang,
2002). Sejak tahun 2007, telah berkembang koperasi perempuan dengan kategori
Koperasi Wanita (Kopwan) di antara ratusan ribu koperasi di Indonesia
Sejarah pengembangan koperasi sebagai pilar
perekonomian rakyat mengalami pasang-surut. Sehingga perjalanan koperasi
menghadapi sejuta tantangan (Sinaga dkk, 2006). Pengembangan Program Perkassa
adalah bentuk intervensi pemerintah dengan memberikan dana bergulir bagi
masyarakat, khususnya wanita pengusaha, agar koperasi dan UKM semakin maju. Hal
ini sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam pemberdayaan KUKM dalam rangka
meningkatkan kapasitas, produktivitas, dan daya saing KUKM dan alat pemerintah
untuk mencapai tujuan pembangunan nasional (Anonim, 2008). Miliaran rupiah dana
APBN telah disalurkan untuk pembiayaan program tersebut, mencakup ribuan unit
Kopwan yang tersebar di semua propinsi. Memperhatikan dimensi program tersebut.
Permasalahan yang muncul adalah sejauhmana dampak Program Perkassa
terhadap perkembangan perkoperasian, khususnya Kopwan dan peran
perempuan pengusaha anggota koperasi.
Dari uraian sebelumnya, tujuan tulisan ini adalah
untuk mengetahui tipologi dan posisi Kopwan penerima Program Perkassa dalam perkembangan
perkoperasian khususnya dan perempuan pengusaha umumnya. Tulisan ini
diharapkan bermanfaaat dalam hal proses pengambilan kebijakan
pembangunan Kopwan dan perempuan pengusaha serta pengembangan Kopwan
sebagai lembaga bisnis bagi perempuan pengusaha. Analisis Tipologi dan Posisi
Koperasi Penerima Program Perkassa Studi Kasus di Sumatera Selatan
(Johnny W. Situmorang)
METODE
Tulisan
ini merupakan ‘review’ dari hasil Kajian Dampak Program Perempuan
Keluarga Sehat dan Sejahtera (Perkassa) oleh Deputi Bidang Pengkajian
Sumberdaya UMKM (Anonim, 2009). Sejalan dengan permasalahan dan tujuan,
pendekatan analisis adalah dengan manajemen stratejik (Pearce II and Robinson,
2000), ekonomi (Johnson, 1986), dan sosial (Adi, 2005) yang mampu menjelaskan
posisi Kopwan setelah menerima Program Perkassa. Model Analisis ini menggunakan
indeks dengan terlebih dahulu dilakukan analisis faktor berdasarkan PCA (Principal
Component Analysis). PCA berguna menyeleksi variabel agar diperoleh
variabel yang dominan sebagai penciri kelembagaan (PCA menggunakan data
Sumatera Selatan, Jawa Timur, Bali, dan Sulawesi Selatan). Dengan menggunakan Skala
Lykert (Sugiyono, 2008; Riduwan dan Akdon, 2005). Indeks diperoleh sebagai
nilai harapan (expected value) dari interaksi bobot variable dan indikator
internal dan eksternal (Situmorang, 2008 dan 2008). Indikator eksternal
dibedakan atas lingkungan operasional, lingkungan industrial, dan lingkungan
jauh (Situmorang, 2008). Analisis posisi menggunakan SWOTLykert (Sugiyono,
2008; Riduwan dan Akdon, 2005). Indeks diperoleh sebagai nilai harapan (expected
value) dari interaksi bobot variable dan indikator internal dan eksternal
(Situmorang, 2008 dan 2008). Indikator eksternal dibedakan atas lingkungan
operasional,
Dari uraian sebelumnya dapat dinyatakan
faktor-faktor eksternal dan internal yang menjelaskan tipologi, faktor-faktor
yang paling menonjol, dan posisi Kopwan dalam Program Perkassa. Secara umum,
Program Perkassa di Sumatera Selatan termasuk berhasil serta dapat memajukan
koperasi, khususnya Koperasi Wanita dan wanita pengusaha. Namun Program
Perkassa ini lebih pada stimulan pengembangan wanita pengusaha dan Kopwan. Sejalan
dengan manfaat analisis ini, pengungkapan faktor-faktor tersebut dapat menjadi
masukan dalam pengambilan keputusan kelanjutan dari program ini. Model Program
Perkassa ini dapat dikembangkan oleh pemerintah dan koperasi lebih luas lagi.
Upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan performa koperasi
adalah memberikan penyuluhan secara terus menerus dan pelatihan manajemen dan
organisasi yang berlanjut agar sistem
Perkassa
ini dapat berlanjut. Disamping itu, kebijakan pemerintah harus dikeluarkan
untuk dana bergulir agar dapat kembali digunakan oleh Kopwan dan anggota untuk
ekspansi bisnis.