(Mengunjungi Koperasi produksi)
Fakultas Ekonomi
Universitas Gunadarma
Jl. Akses UI, Kelapa Dua Cimanggis, Depok
(021) 8710561
Kelompok 2
ü Aulia febby sulistyani
ü Azis yusufa
ü Dentya dhiya ulhaq
ü Dorres marsel tanahatu
ü Erika putri
ü Miswarni
ü Randy darmawan syahputra
ü Risqi maulana
ü Siti khodijah
ü Sugesta abriyato
ü Warsilia wilna setiana
ü Yudi hermawan
ü Yuliacitra ratnasari
Kelas : 3EA16
1. Visi dan Misi
Visi dan Misi :
Struktur organisasi:....rapat anggota
tahunan (RAT) pemegang tertinggi dalam
strukturnya. Dalam koperasi ini tidak ada pengawas, keanggotaan. Kopti berdiri
di setiap kabupaten.
2. Sejarah
Pada zaman orde baru, berdiri 36 tahun.
2 november. 1980. Jaman suharto sedang menggiatkan koperasi. Koperasi adalah
soko guru perekonomian indonesia, saat itu perekonomian indonesia terdiri dari
3 pilar yaitu koperasi, pemerintah, dan swasta. Koperasi pada saat itu dinilai
suatu perkumpulan organisasi yang bisa memajukan perekonomian masyarakat.
Koperasi ini beranggotan pengrajin tempe tahu. Koperasi produsen tempe tahu
indonesia. Saat itu pengrajin tempe lebih banyak daripada pengrajin tahu dan
tempe merupakan makanan asli bangsa Indonesia. Koperasi ini didirikan untuk
menyediakan bahan baku kedelai untuk pembuatan tempe. Pada saat ini dengan
adanya perkembangan pembuatan tempe di Indonesia, membuat banyak bangsa lain
yang datang ke Indonesia untuk mengetahui cara pembuatan tempe tersebut.
Koperasi ini didirikan pada saat itu dikarenakan masalah dan tujuan yang sama
oleh pengrajin tempe. Masalah yang dihadapi adalah kurangnya bahan baku kedelai
pada saat itu, karena tanaman kedelai hanya dijadikan sebagai tanaman sela
(yaitu, setelah proses penanaman padi). Sedangkan tujuannya adalah untuk
memenuhi kebutuhan bahan baku kedelai bagi pengrajin tempe.
Kepemilikan saham : organisasi
memanfaatkan simpanan-simpanan anggota. Patokannya UU no.25 tahun 1992. Untuk
menjadi anggota wajib membayar simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan
tabanas, simpanan khusus, dan simpanan-simpanan yang lainnya.
Pada awal berdirinya koperasi hanya
melayani penyaluran bahan baku untuk prodosennya. Dimana produsen adalah
anggota koperasi itu sendiri. Namun sekarang, tidak hanya untuk memenuhi bahan
baku kedelai saja, pengadaan bahan pembantu (seperti ragi, plastik,dll),
pengadaan peralatan produksi, memiliki unit usaha produksi tempe (pabrik
tempe).
Sistem keuangan, pendapatan, SHU, dan
pembagian dividen. Keuangan terbentuk dari simpanan anggota, sekarang
mendapatkan tambahan modal baik dari pemerintah, bank, atau masyarakat yang
ingin berinvestasi pada kopti ini. Pendapatan usaha pada akhir periode
dibagikan pada anggota, ada yang disimpan sebagai modal dan disimpan sebagai
cadangan. Karyawan kopti saat masih dibantu pemerintahberjumlah 45 orang namun
setelah krisis moneter terjadi revitalisasi (pengurangan jumlah karyawan). Pada
tahun 1980 pemerintah sangat konsen terhadap perkembangan koperasi diIndonesia
dengan membantu pengadaan bahan baku kedelai yang diimpor dari amerika untuk
melayani kebutuhan bahan baku para pengrajin tempe, saat itu kopti kabupaten
bogor mendapat jatah dari pemerintah sebanyak 613 ton yang membuat kopti dan para
pengrajin tempe merasa sejahtera. Alasan pemerintah membantu kopti adalah
karena tempe dianggap makanan yang dapat memenuhi kebutuhan gizi masyarakat
sesuai daya beli masyarakat. Namun setelah krisis moneter tahun 1998 pemerintah
melalui bulog tidak lagi diperkenankan membantu pengadaan bahan baku kedelai
karena memang sedang mengalami krisis dan mendapat tekanan ekonomi dari IMF dan
luar negeri. Sehingga pihak koperasi menjadi mandiri untuk melakukan pengadaan
bahan baku dan pendistribusian sendiri.
Pendapatan pengurus koperasi belum ada
standar besarannya namun sudah mencapai UMR. Sedangkan pendapatan para anggota
tidak berhubungan langsung dengan kopti dengan kata lain peran kopti hanyalah
sebagai pengadaan bahan baku. Para pengrajin membuat dan
menjual tempe sendiri, sehingga pihak kopti tidak mengetahui secara jelas
berapa keuntungan yang didapat para anggota sesuai dengan kapasitas produksi
mereka yang jelas sekarang pengrajin tempe sudah sejahtera. Namun sebagai
sample kopti pernah mengunjungi salah seorang anggota yang mampu memperoleh
keuntungan bersih sebesar Rp 500.000 per hari. Untuk pendapatan koperasi
sendiri sudah mampu membiayai organisasi, gaji pengurus, dan kira-kira
pendapatan berkisar 200 juta sampai 300 juta per bulan.
Syarat keanggotaan adalah harus
pengrajin tempe yang tersebar di seluruh wilayah kabupaten bogor. Pembagian SHU
sesuai rapat anggota tahunan. Dalam RAT itu disampaikan pertanggung jawaban
pengurus selama satu tahun, menyampaikan program kerja untuk satu tahun yang
akan datang dan pembagian SHU.
Kopti kabupaten bogor merupakan salah
satu koperasi yang sudah berinovasi dengan membuat unit usaha sendiri yang
diberi nama Rumah Tempe Indonesia. Rumah tempe indonesia sendiri sudah go
internasional dengan melakukan kegiatan ekspor ke beberapa negara seperti
korea, dan sebagian ASEAN. Untuk ekspor ke korea sudah mencapai 10 ribu bungkus
perhari dengan kisaran berat 1 ton.
3.
Struktur
organisasi koperasi kopti kab.bogor
4. Foto
– foto saat di Koperasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar